Dalam rangka menghadapi ancaman masuknya ideologi lain ke Indonesia, Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (STISNU Nusantara) Tangerang mengadakan diskusi kebangsaan dengan tema “Membangun Karakter Kebangsaan Menghadapi Ancaman Ideologi Trans Nasional”, bertempat di Kampus STISNU Nusantara Tangerang, Jalan Perintis Kemerdekaan II, RT.007/RW.003, Babakan, Kota Tangerang, Banten, Minggu (31/10/2021).
Acara dihadiri Walikota Tangerang Arief R Wismansyah dan beberapa tokoh Nahdatul Ulama. Mengingat situasi masih dalam kondisi pandemi, acara digelar secara hibrid, daring dan luring. Meski demikian hal tersebut tak memadamkan semangat para peserta diskusi.
Ketua Kampus STISNU, Dr. Muhamad Qustulani (Gus Fani) mengatakan, acara tersebut menjadi komitmen STISNU sebagai sekolah tinggi NU pertama di Banten terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam lini pertahanan generasi muda. Menurutnya, generasi muda sejak tahun 2018 hingga sekarang rentan terpapar pemahaman-pemahaman konsep ideologi yang berubah.
“Komitmen STISNU sebagai sekolah tinggi NU pertama di Banten terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam lini pertahanan generasi muda, di tahun 2018 kami melakukan survei tentang pemahaman yang berubah dari pelajar,” ungkapnya.
Ia menambahkan, saat itu gonjang-ganjing politik menjadi salah satu penyebab hoax bertebaran dan menciptakan kondisi yang mengkhawatirkan. “Jadi, 2018 kita melakukan penelitian masih rame gonjang-ganjing politik, isu hoax dan sebagainya yang menurut saya mengkhawatirkan,” tambahnya.
Sementara itu, Walikota Tangerang Arief R Wismansyah berharap, Ideologi Pancasila tetap kokoh mempersatukan Bangsa Indonesia karena Ideologi Pancasila mengatur hak dan norma kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Mudah-mudahan ideologi pancasila tetap teguh berdiri mempersatukan kita semua (Bangsa Indonesia), Pancasila mengatur hak dan norma kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ia pun mengungkapkan rasa syukurnya karena Ideologi Pancasila yang membuat negara Indonesia masih tetap kondusif hingga sekarang. Meski dihadapkan berbagai ujian, cobaan dan tantangan melanda Indonesia.
Arief berharap, masyarakat dapat menjaga serta merawat ideologi yang sudah disepakati leluhur pendiri bangsa, serta tetap waspada dalam mengantisipasi masuknya ideologi selain Pancasila.
“Kita harus tetap waspada dalam mengantisipasi masuknya ideologi-ideologi lain. Di satu sisi ideologi yang sudah disepakati sejak leluhur-leluhur kita pendiri bangsa sampai sekarang. Kita nikmati kita rasakan yang sudah baik ini harus kita jaga dan juga rawat,” ujarnya. (Har)