More

    Saat Dijemput Ajal, Beberapa Orang Justru Ingin Ditinggalkan Sendirian

    Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata beberapa orang ingin ditinggalkan sendiri saat sekarat. Berdasarkan keterangan Glenys Caswell, peneliti senior di University of Nottingham, orang-orang memiliki kontrol saat akan meninggal dunia. Beberapa dari mereka menunggu untuk mengembuskan napas terakhirnya sampai orang yang mereka cintai tidak berada di ruangan yang sama.
    Meskipun ini tampak tidak wajar, namun Caswell, yang memiliki ketertarikan pada penelitian tentang kematian, mengatakan bahwa beberapa orang tidak suka ditanya mengenai keadaan mereka yang semakin memburuk. Begitu pula saat meninggal, mereka tidak ingin orang-orang meributkannya.
    Penelitian sebelumnya dari New York University Langone School of Medicine yang dipublikasikan pada Oktober lalu, menyatakan, orang-orang yang sekarat tahu bahwa mereka akan mati. Kesadaran ini tetap ada meskipun tubuh sudah berhenti menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
    Seberapa burukkah mati sendirian?
    Rasanya tidak pantas jika seseorang harus mati sendiri. Namun, pada kenyataannya, beberapa orang meninggal saat mereka sedang sendirian. Apakah hal itu benar-benar buruk?
    Dilansir nationalgeographic.id, Saat seseorang sekarat di rumah atau rumah sakit, biasanya perawat akan memanggil keluarganya untuk berkumpul. Mereka akan menjaga di samping orang terkasih yang sedang sakit tersebut. Namun, hal ini sebenarnya sulit dilakukan karena kehidupan terus berjalan dan bisa melelahkan anggota keluarga secara emosional.
    Terkadang, mereka yang  sekarat, meninggal saat anggota keluarganya pergi untuk menelepon atau mengambil minum. Akhirnya, ini membuat keluarga merasa bersalah karena tidak berada di sebelahnya di saat-saat terakhir.
    Ada banyak penelitian, dari berbagai negara, yang menentukan bagaimana ‘kematian yang baik’. Ada satu kesamaan: yakni keyakinan bahwa setiap orang tidak seharusnya meninggal sendirian.
    Banyak referensi budaya yang menyatakan bahwa mati sendiri adalah hal yang buruk. Misalnya, kematian Ebenezer Scrooge di buku A Christmas Carol, yang dianggap menyedihkan, sepi, dan harus dihindari.
    Sementara, kematian selebritis Victoria Wood dan David Bowie dianggap ‘baik’ dan ‘damai’ karena mereka dikelilingi keluarganya saat menghembuskan napas terakhir.
    Orang-orang yang mati sendiri juga menjadi berita ketika tubuhnya ditemukan setelah sekian lama. Ketika itu terjadi, kematiannya dideskripsikan dengan istilah negatif oleh masyarakat. Seperti, ‘mengejutkan’, ‘kesepian’, ‘tragis’, dan ‘menyedihkan’.
    Beberapa orang lebih suka mati sendiri
    Namun, hasil penelitian Caswell menunjukkan bahwa beberapa orang mati justru setelah anggota keluarganya meninggalkan mereka.
    Para perawat yakin, beberapa orang mungkin memang ingin sendirian saat  sekarat.
    Dalam studi yang sama, Caswell bertanya kepada beberapa orang yang hidup sendiri untuk mengetahui pandangan mereka tentang kematian tanpa ditemani keluarga.
    “Bagi mereka, mati sendirian tidak dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Itu malah menjadi pilihan mereka,” kata Caswell.
    Bagi para partisipan penelitian, kematian bukanlah yang terburuk. Terperangkap di dalam panti jompo, dianggap lebih menyakitkan dari meninggal sendirian.
    “Sudah saatnya kita mulai membicarakan hal ini dan menerima fakta bahwa setiap orang menginginkan hal berbeda untuk kematiannya,” papar Caswell.
    Ia menambahkan, perlu adanya diskusi dan keterbukaan bagi anggota keluarga yang ditinggalkan. Hal ini dilakukan agar mereka tidak merasa bersalah karena telah melewatkan kematian orang terkasih. []

    Artikel Terkait

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    Stay Connected

    0FansSuka
    16,400PengikutMengikuti
    44,500PelangganBerlangganan
    - Advertisement -

    Artikel Terbaru