Meski sempat anjlok di posisi ke 12 pada triwulan pertama di 2020, investasi di Banten pada triwulan kedua kembali ke posisi empat dan lima. Pada triwulan kedua 2020 posisi investasi penanaman modal asing (PMA) berada di posisi ke empat dan posisi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di posisi lima.
Dr. Mahdani, SE., ST., M.Si., MM., Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten menyebut, pada triwulan pertama di 2020 sangat terasa penurunannya. Banten yang biasa selalu di posisi empat dan lima besar secara nasional sebagai provinsi tujuan investasi, tapi malah di posisi 12.
Wabah Covid-19 menjadi salah satu faktor.
Sementara pada triwulan dua, kondisi sudah mulai normal walaupun secara nominal tidak seperti sebelum pandemi. Pada triwulan tiga, hasilnya baru diketahui setelah dirilis.
“Tren investasi di Banten itu high technology. Namun ada lima sektor yang masih dipegang, industri baja, petrokimia, alas kaki, makanan, dan tekstil. Karena high technology yang digerakkan teknologi tinggi. Kalau Jawa Barat kan tekstilnya lebih ke produksi, kalau kita lebih ke bahan baku produksi. Ini berdampak pada dunia kerja,” kata Mahdani kepada Sultan TV.
Berada di lokasi strategis, memiliki bandara, dekat dengan Tanjung Priok sebagai pelabuhan peti kemas, Pelabuhan Merak yang menjadi gerbang pulau Jawa menuju ke Sumatera, menurut Mahdani adalah peluang yang dilihat dari calon investor.
Potensi investasi di triwulan ketiga dan tahun selanjutnya, Mahdani masih berharap penanaman modal asing tidak hanya di sektor unggulan tapi di sektor lain yang masih bisa dikembangkan.
“Keluhan infrastruktur, sudah mau selesai. Karena Pak Gubernur dan Wagub fokus tiga tahun ini ke infrastruktur. Jalan-jalan yang jadi kewenangan propinsi tinggal 15 kilometer lagi, itupun di wilayah selatan,” jelas lelaki yang dipercaya menjaadi Kepada Dinas DPMPTSP pada Maret 2020 ini.
Menurut Mahdani, PR besar DPMPTSP adalah di sektor pengangguran. Ia berharap ada yang investor yang tertarik membuat perusahaan di bidang padat karya.
“Banyak industri di sini, tapi yang datang dari berbagai daerah mencari kesempatan. Angka pengangguran tinggi, tapi angka kemkskinan Banten selalu rendah. Kita tidak melarang untuk siapapun datang dan mencari kerja di Banten,” tukasnya.
Mahdani menyebut, target sampai tahun kemarin selalu melampaui target daerah dan target nasional. Tahun ini sebelum pandemi, investasi Banten ditargetkan 49,5 triliun.
“Ada beberapa potensi investasi yang memungkinkan, seperti Cilegon chemical. Kalau itu aja terpenuhi, nilainya 60 triliun. Satu saja bisa melebihi target. Selain itu ada beberapa investasi lain,” lanjutnya. [sultantv]