Minimnya lapangan pekerjaan dan tingginya angka pengangguran tidak lantas membuat Kusman patah arang. Pemuda asal Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini tetap bertahan di perantauannya sebagai penjaja kopi keliling. Ia mengaku bahwa sejak awal pandemi dirinya mengalami PHK akibat pengurangan jumlah produksi di pabrik tempat ia dulu bekerja.
“Dulu saya bekerja jadi operator produksi. Delapan tahun lebih kira-kira saya jadi operator produksi,” ujar pria yang akrab disapa Mas Kus ini, Senin (21/6).
Menurutnya, sudah setahun lebih dirinya menjadi tukang kopi keliling di salah satu perumahan elite di Cikupa, Kabupaten Tangerang. Berawal ketika sudah tidak lagi bekerja, dia pun mulai aktif melamar pekerjaan di berbagai perusahaan. Lantaran belum ada satu pun panggilan wawancara dari perusahaan, dia memutuskan untuk berjualan.
“Saya pilih jualan kopi ya karena kalau nanti saya diterima kerja, saya enggak ada ruginya kalau harus melepas usaha saya. Kan barang jualan saya masih bisa dijual ke teman atau ke warung-warung. Atau kalau enggak laku, ya buat dikonsumsi sendiri saja,” kata Kusman.
Mencari peluang untuk bisa kembali lagi bekerja, bagi Kusman, bukanlah satu-satunya solusi dalam menghadapi masa sekarang ini. Ia memilih untuk tetap berpenghasilan dengan cara berdagang kopi seduh secara berkeliling.
“Daripada diam di rumah sambil menunggu panggilan kerja, saya pilih untuk turun ke jalan (berjualan kopi-red). Di jalan, kita bisa kenal lebih banyak orang lagi. Kita bisa sharing (berbagi), itu bisa jadi patokan buat ambil keputusan juga ke depannya,” imbuhnya.
Ia berharap masa pandemi segera usai dan keadaan bisa segera kondusif agar dirinya dan semua orang bisa kembali menjalani hari-hari seperti sediakala.
