Film SENYUM MANIES LOVE STORY yang disutradarai oleh Ronny Mepet, mengisahkan perjalanan hidup Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta. Ronny Mepet menyatakan bahwa film ini akan menyoroti bagaimana Anies Baswedan mampu mencapai kesuksesan sebagai seorang pemimpin. Skenario film ini ditulis oleh Tisa TS, yang sebelumnya terkenal dengan karya-karya seperti LONDON LOVE STORY (2016) dan SURAT CINTA UNTUK STARLA (2017).
Ronny Mepet berharap film ini dapat menggambarkan sisi emosional dan pribadi dari Anies Baswedan, menghadirkan cerita tentang perjalanan cinta dan persahabatannya yang turut membentuk karakternya. Dikutip dari Liputan6.com, melalui keterangan tertulis, Ronny menegaskan bahwa tujuan utama produksi ini adalah untuk menunjukkan sisi lembut dari seorang pemimpin yang telah mencapai banyak prestasi dalam karirnya.
Film ini diharapkan dapat memberikan pandangan lebih dalam tentang Anies Baswedan, tidak hanya sebagai figur publik yang dikenal luas, tetapi juga sebagai individu yang memiliki cerita pribadi yang menarik, terutama dalam aspek cinta dan hubungan sosialnya.
Film ini mengisahkan perjalanan cinta Anies dan Fery yang dimulai saat mereka bertemu di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Pada saat itu, Anies dikenal sebagai ketua OSIS yang aktif dan berprestasi, sedangkan Fery adalah siswi yang cerdas dan memiliki wawasan luas. Mereka pertama kali bertemu dalam sebuah perlombaan debat antar sekolah, yang menjadi titik awal dari kisah cinta mereka yang penuh dengan tantangan dan perjuangan.
Film ini tidak hanya menggambarkan momen-momen romantis antara Anies dan Fery, tetapi juga berbagai rintangan yang harus mereka hadapi. Anies, yang berasal dari keluarga ternama, menghadapi perjuangan mendapatkan restu dari orang tua Fery. Selain itu, film ini juga mengangkat tema perbedaan budaya dan agama yang menjadi halangan dalam hubungan mereka.
Dalam film ini, penonton akan disuguhkan dengan narasi yang menggambarkan bagaimana Anies dan Fery saling berjuang untuk mempertahankan cinta mereka di tengah berbagai kompleksitas dan konflik yang ada. Kisah ini tidak hanya menyoroti aspek romantika, tetapi juga mengangkat nilai-nilai tentang komitmen, kesetiaan, dan perjuangan dalam menjalani hubungan yang berbeda latar belakangnya.[]
Sumber: kapanlagi.com