JAKARTA – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan pemeriksaan terhadap 16 orang terduga teroris jaringan Negara Islam Indonesia (NII) Sumatera Barat.
“Barang bukti yang ditemukan menunjukkan sejumlah rencana yang tengah dipersiapkan jaringan NII Sumatera Barat, yakni upaya melengserkan pemerintah yang berdaulat sebelum Pemilu 2024,” jelas Kabagbanops Densus 88 Kombes Aswin Siregar kepada wartawan di Jakarta, Senin (18/4/2022).
Selain melengserkan pemerintah, lanjut Aswin, Densus 88 juga menemukan barang bukti lain berupa dokumen.Diduga NII Sumbar juga memiliki rencana mengganti ideologi Pancasila seperti NII Kartosuwiryo.
“Barang bukti dalam bentuk dokumen tertulis menunjukkan bahwa jaringan NII di Sumatera Barat memiliki visi-misi yang sama persis dengan NII Kartosuwiryo,” jelasnya.
Densus 88 menemukan fakta baru terkait 77 anak usia 13 tahun yang dicuci otak dan baiat ke Negara Islam Indonesia (NII). Puluhan anak ini berasal dari Sumatera Barat.
Aswin menerangkan, metode cuci otak yang dilakukan terhadap 77 anak itu telah berlangsung sejak lama.
Kendati begitu, dia tidak menjelaskan secara rinci kapan dimulainya metode tersebut. “Metode ini sudah berlangsung lama karena di antara para tersangka ada yang telah bergabung sejak masih kecil,” jelasnya.
Sekadar informasi, NII merupakan gerakan pemberontakan bersenjata. Kelompok ini dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Ia ditangkap dan dieksekusi pada 1962
.Gerakan yang kini tak diakui itu kemudian terpecah menjadi kelompok teroris di Indonesia, yakni Jamaah Islamiyah (JI).
Polri menduga bahwa jaringan ini masih memiliki anggota sebanyak 1.125 orang. Di mana, terdapat anggota yang sudah berbaiat atau sumpah setia namun belum aktif dalam kegiatan NII.
Dari informasi yang dihimpun, NII dapat diaktifkan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan organisasi. Bahkan, jaringan ini memiliki struktur organisasi dan terus berkembang. []