SERANG – Seketaris Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten, Dede Rohana Putra mengatakan ia kaget ketika mengetahui bahwa Provinsi Banten menduduki peringkat pertama pengangguran terbanyak.
Padahal selama ini, Pemerintah Provinsi Banten menyatakan bahwa tingkat pengangguran turun dan ekonomi membaik, serta investasi besar. Akan tetapi, hal itu tidak menghilangkan cap peringkat tertinggi pengangguran.
“Jujur sangat kaget terkejut marak juga yang dianggap pengangguran menurun marak juga ternyata yang dianggap pengangguran menuran dan ekonomi membaik, investasi yang besar ternyata tidak menghilangkan peringkat pengangguran tertinggi,” katanya kepada wartawan di Gedung DPRD Provinsi Banten, Selasa (9/5).
Kata dia, informasi mengenai Provinsi Banten menduduki pengangguran tertinggi dihimpunnya dari beberapa media.
“Dengan adanya data yang dipublis oleh beberapa media bahwa banten ini angka pengangguran nya tertinggi,” katanya.
Ia juga mempertanyakan apa penyebab yang menjadikan Provinsi Banten menjadi Provinsi yang memiliki pengangguran terbanyak.
“Penyakitnya dimana apakah warga yang datang ke Banten ini, sekian banyaknya tidak tertampung atau menjadi beban bagi masyarakat Banten atau penyerapan tenaga kerja yang tidak efektif,” katanya.
Kata dia, apakah penyerapan tenaga kerja di Provinsi Banten tidak mencapai 100 persen yang diakibatkan karena Sumber Daya Manusia (SDM) tidak memiliki skill.
“Yang seharusnya terserap 100 persen terserapnya 70 persen 30 persennya diluar Banten karena pertimbangannya skill dan sebagainya,” ujarnya.
“Kalau itu, berarti kita harus perbaiki pendidikan kita tingkat SMK atau misalnya selain itu, atau problem investasi, investasinya padat modal kalau padat modalkan kebutuhan tenaga kerjanya sedikit,” katanya.
Ia juga mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan rapat dengan dinas terkait untuk membahas mengenai tingginya angka pengangguran di Provinsi Banten.
“Dalam waktu dekat kita akan melakukan rapat dengan dinas terkait,” katanya.[Fik]