More
    BerandaBERITASungai Cibanten: Jejak Peradaban Kolonial dan Warisan Kehidupan

    Sungai Cibanten: Jejak Peradaban Kolonial dan Warisan Kehidupan

    Sungai Cibanten membentang sepanjang 35,9 KM dari Gunung Karang sampai hilir di Kasemen, Kota Serang. Sungai ini menjadi saksi perjalanan panjang kehidupan masyarakat Banten.

    Di zaman kolonial pada abad ke-16, sungai Cibanten menjadi jalur perdagangan rempah yang dilewati kapal-kapal pengangkut berukuran kecil hingga sedang. Sungai Cibanten saat itu menjadi jalur alternatif untuk menuju kerajaan Banten yang memimpin sampai pertengahan abad ke-19.

    Pada masa kesultanan Banten, Sungai Cibanten menjadi jalur transportasi ke daerah pedalaman penghasil komoditas utama saat itu, yaitu lada. Kemudian pada tahun 1813, Belanda memindahkan dan membangun pusat pemerintahan di Kota Serang, setelah Kesultanan Banten dihancurkan.

    Terdapat peninggalan berupa punden berundak, alat batu, dan manik-manik di sekitar sungai Cibanten. Temuan sejumlah situs bersejarah, bangunan kuno, dan cagar budaya peninggalan era kolonial Belanda di tepian sungai menjadi bukti sungai Cibanten merupakan jalur penting di masa lalu.

    Sungai Cibanten juga menjadi nadi kehidupan masyarakat Banten sejak dulu. Sungai ini merupakan sumber mata air yang memenuhi kebutuhan warga dan petani wilayah Kabupaten Serang dan Kota Serang. Meskipun pernah dilanda kemarau panjang, air sungai tak habis dan kering. Selain itu, dengan melimpahnya air, sungai ini juga difungsikan sebagai saluran irigasi pertanian dan penyediaan air untuk kehidupan masyarakatnya.

    Bagi masyarakat Baduy di Banten, sungai ini dipercaya membawa kesehatan dan keselamatan. Sudah menjadi tradisi untuk menempuh perjalanan jauh berpuluh kilometer bagi masyarakat Baduy ke sungai Cibanten dalam rangka Seba. Seba adalah upacara adat tahunan yang dilakukan masyarakat Baduy untuk bersilaturahmi dengan pemerintah dan mempersembahkan hasil panen.

    Bagi mereka yang baru pertama kali mengikuti Seba diwajibkan untuk mandi di sungai Cibanten, tak terkecuali Baduy Luar dan Baduy Dalam. Mereka mandi dan meneteskan air sungai Cibanten ke mata. Jejak sejarah yang panjang membuat mereka percaya air sungai ini dapat menjaga kesehatan dan memberikan keselamatan.

    [Radika Dzikru Bungapadi]

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini

    - Advertisment -

    Most Popular