Seruit, Sajian Khas Lampung yang Bikin Lidang Bergoyang

Olahan kuliner berbahan dasar ikan sangat popelar di Provinsi Lampung, salah satunya menu seruit ikan. Kuliner tradisional khas Kota Tapis ini merupakan sajian yang cukup melegenda.  Seruit biasanya dibuat dari ikan mujair atau ikan bawung. Ikan mujair dan ikan bawung dipilih karena jenis ikan ini paling banyak dan mudah di temukan di sekitar sungai dan paling banyak dibudidaya.
Seruit diolah dengan cara digoreng atau dibakar kemudian ditaburi sambal terasi atau sambal jahe.  Sekilas, tak banyak berbeda citarasa makan khas Provinsi Banten dan Provinsi Lampung, yakni didominasi rasa asin dan pedas. Namun jika diperhatikan dengan seksama, ada yang berbeda dikonsistensi kuah dan rasa bumbunya. Soal rasa, dijamin bikin lidah Anda bergoyang dan ketagihan.
Nama seruit berasal dari kata “nyeruit” yang artinya dilakukan bersama-sama. Hal ini menggambarkan masyarakat Lampung yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan. Lampung memiliki dua masyarakat adat, yaitu Lampung Sai Batin dan Lampung Pepadun. Bagi masyarakat Lampung Pepadun, seruit adalah makan pokok.
“Dalam proses pembuatan seruit ikan yang sudah dibersikan, lalu dibumbui dengan dengan bumbu yang sudah dihaluskan, seperti bawang putih, kunyit, jahe, dan garam. Lalu didiamkan beberapa menit agar bumbu yang dicampurkan meresap,” ungkap Eti Rohaeti (10/07/2018).
Ikan yang sudah dilumuri bumbu dibakar atau digoreng sesuai selera masing-masing. Seruit biasanya dimakan dengan nasi atau lalapan (mentan maupun rebus) seperti timun, selada, kemangi, terong, daun singkong dan pete. Olahan sambal terasi mentah menggunakan tambahan khusus. Seluruh bahan inti seruit dijadikan satu dalam wadah atau piring besar. Campuran sambal terasi dengan tempoyak, ikan mujair, dan terong tersaji dalam satu wadah. Nah tak heran jika Anda berkunjung ke Lampung Pepadun, hidangan menu ikan seruit akan Anda jumpai. [Egi]