Bak pucuk di cinta ulam pun tiba. Isyarat ini pantas diberikan kepada Indonesia yang saat ini sedang membutuhkan tambahan produksi minyak buminya. Dikala produksi minyak sedang susut, ternyata Indonesia menemukan potensi cadangan minyak yang jumlahnya tak kira-kira.
Potensi cadangan minyak itu ada di Blok Warim, Papua yang tercatat oleh Kementerian ESDM mencapai 25 miliar barel minyak serta 47 triliun kaki kubik gas (TCF) di atas produksi gas milik Blok Masela yang diperkirakan mencapai 10,73 TCF.
Selain Blok Warim, potensi cadangan minyak bumi baru juga diketahui ada di Blok Seram, Maluku. SKK Migas mencatat, setidaknya potensi cadangan mencapai 5 miliar barel. “Kita punya potensi cadangan minyak, itu yang Warim sama Seram yang nanti kita akan fokus, Kementerian esdm akan fokus di dua ini bagaimana ini bisa segera jadi Wilayah Kerja,” terang Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto saat ditemui di Gedung DPR, Dikutip Kamis (2/2/2023).
Dwi berharap, jika seandainya Indonesia fokus poda dua temuan potensi itu dan sukses, maka itu bisa menambah cadangan minyak untuk jangka panjang termasuk produksinya.
Seperti yang diketahui target 1 juta barel minyak per hari (bph) di tahun 2030. Lagi pula saat ini, Indonesia sedang dalam tren penurunan produksi minyak bumi.
Di mana, seperti diketahui dalam catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) produksi minyak siap jual (lifting) tahun 2022 mencapai 612.300 barrel oil per day (bopd) atau lebih rendah dari capaian lifting minyak pada tahun 2021 yang mencapai 660.300 bopd.
Realisasi lifting minyak pada tahun 2022 yang mencapai 612.300 bopd itu juga tidak mencapai target tahun 2022 yang dicanangkan mencapai 703.000 bopd.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan, untuk Blok Warim, meskipun mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Namun, wilayah kerja yang berlokasi di wilayah perbatasan dengan Papua Nugini tersebut berada di dalam area hutan nasional lorentz. “Padahal tetangganya di Papua Nugini sudah menghasilkan minyak dan ada LNG fasilitas,” ujarnya.
Oleh sebab itu, pemerintah akan mencoba mengoptimalkan sumber daya alam yang ada di dalam negeri. Pasalnya, jika didiamkan saja, Indonesia akan kehilangan devisa untuk impor. “Tentu saja harus kita antisipasi. Kita sedang mengupayakan berbicara dengan KLHK tapi ini juga terkait penetapan dari Unesco, kita berharap akan ada solusi yang baik gimana kita bisa memanfaatkannya,” ujarnya.
Sementara itu, untuk Blok Seram, Dwi Soetjipto bilang tidak ada masalah dengan isu lingkungan atau kawasan yang berkaitan dengan KLHK. “Hanya Warim saja. Sebenarnya yang bersinggungannya kecil ya jadi dari wilayah Warim itu yang bersinggungan bukan semuanya. Potensinya adalah bisa ngebor di luar situ atau ya nanti ada ganti atau apa. Ya itu nanti tentu saja diskusi dengan menteri kan,” tandas Dwi.[]
Sumber: cnbcindonesia.com