Diskusi tentang industri kreatif dan digital teknologi, Lokalan Movement memasuki babak terakhir. Acara yang sudah digelar sejak 25 November 2018 lalu harus berakhir ditanggal 27 Januari 2019. Selama sepuluh pekan, Lokalan Movement mampu menghadirkan berbagai pelaku industri kreatif lintas bidang di Banten.
Mereka tidak cuma berbagi informasi, trik sukses membangun ekonomi, namun juga energi positif untuk menstimulus pemuda-pemudi di Banten untuk tertantang menjadi mesin perubahan di Bumi Jawara melalui usaha kreatif.
Meski baru pertama digelar untuk skala lokal, namun kegiatan yang dimotori secara swadaya, nyatanya mampu menyedot animo generasi millennial untuk menyerap insight yang ditransfer oleh para pemateri. Setiap pekannya, tidak kurang dari 25 peserta antusias mengikuti jalannya diskusi.
Apalagi meski digerakkan secara swadaya, kontribusi dari pelaku industri kreatif lintas bidang ini untuk memberi hadiah sebagai bentuk apresiasi kepada peserta yang terlibat aktif, tidak pernah surut.
Di episode pamungkas, Lokalan Movement kembali disesaki oleh peserta. Bukan cuma karena menjadi momentum terakhir, namun speakers yang hadir pun berbeda dari biasanya. Karena kali ini Lokalan Movement menghadirkan empat narasumber sekaligus. Terlebih pengalaman mereka dalam membangun usaha menarik untuk disimak.
Erick Kavlink, pendiri kerajinan dari limbah kayu, Punklongman, Adhi Mazda, pemilik akun buzzer Info Banten, Andya Rini, sosok dibalik usaha Socio-Preneur, Rin Pin Pin, dan Ganesha A.E, pencetus roti Papa John Toast, didapuk menjadi pembicara di Lokalan Movement Episode 10.
Terbukti, pada malam itu atmosfer Salbai 34 Venue sebagai tuan rumah Lokalan Movement terasa “hidup”. Terjadi tarik ulur interaksi antara pembicara dengan peserta. Pemandu acara, Mistermattz dan Toang Iscan pun terpaksa harus beberapa kali membuka sesi tanya jawab.
Akibatnya, acara yang sedianya berakhir pukul 23.00 WIB itu harus berlanjut hingga pukul 00.30 WIB.
Founder Lokalan Movement, Mistermattz menuturkan, meski Episode 10 dipilih sebagai seri terakhir, namun ia memastikan bahwa diskusi industri kreatif itu tidak terhenti sampai di sini. Justru Mattz menyebut, ia bersama tim tengah menyiapkan aktifitas yang tidak hanya sekadar diskusi hype dari sebelumnya.
“Justru ini akan menjadi awal dari kolaborasi nyata sebuah ekosistem industri kreatif lokal di Serang, Cilegon, hingga Pandeglang dengan kurang lebih 35 pelaku lintas bidang industri kreatif yang sudah kita kumpulkan selama 10 episode,” ujar Mattz, Senin (28/1/2019).
Sepuluh episode yang telah dijalankan dianggapnya sebagai prototype untuk membangun ekosistem lintas bidang industri kreatif di Banten yang lebih besar.
“Diharapkan hasil dari konsep kolaborasi kami menjadi motor penggerak untuk bangkitnya industri kreatif lokal dan kesiapan menghadapi revolusi industri 4.0,” cetusnya.
Namun mantan promotor itu masih merahasiakan kapan lanjutan Lokalan Movement akan dihelat. Yang jelas Mattz menjanjikan bahwa diskusi yang digagasnya itu akan menghadirkan konsep yang lebih segar.
“Sekali lagi Lokalan Movement tidak berhenti sampai di sini. Hanya saja kami sedang menggodok konsep selanjutnya yang akan memberi warna baru. Saat ini kami sedang menyiapkan formatnya,” katanya.
Dukungan akan keberlangsungan Lokalan Movement disuarakan oleh sejumlah pihak. Salah seorang speakers yang hadir pada episode terakhir, Erick Kavling menyebut bila Banten membutuhkan diskusi “bergizi” seperti yang dicetuskan Lokalan Movement.
“Gua dukung supaya diskusi ini terus berlangsung. Karena udah keliatan setiap Minggunya selalu hadir sosok-sosok yang inspiratif. Habit seperti ini diperlukan banget untuk memajukan industri kreatif di Banten,” dukung Erick.
Hal senada diungkapkan salah satu buzzer, Rambo Banten. Akun yang concern terhadap kelestarian bahasa Jawa Serang ini mendorong Lokalan Movement terus menghelat acara serupa.
“Ini event keren dan wajib terus dilestarikan. Jangan berhenti, yah,” pesan Rambo Banten.
Founder @Papajohn_toast
Owner @Rin_pinpin
Owner @Punklongman
Founder @Info.Banten
- Penulis : Sukama_Wijaya
- Editor : Arik_frsatiawan
- Redaksi : Sultan TV