Sampah plastik sudah menjadi masalah di setiap negara. Tak hanya di daratan, tapi mereka juga mencemari lautan.
Menurut penelitian terbaru, tidak menutup kemungkinan bahwa pada tahun 2050, kita akan menemukan sampah plastik lebih banyak daripada ikan di perairan. Masalah yang serius ini membuat dua ilmuwan muda dari Magee Secondary School, yaitu Jeanny Yao dan Miranda Wang, mengembangkan bakteri jenis baru yang dapat memakan sampah plastik di lautan.
“Agak sulit membuat orang berhenti menggunakan plastik. Oleh sebab itu, kami membutuhkan teknologi untuk menguraikan material tersebut dan mengubah semuanya menjadi biodegradable,” pungkas Miranda Wang, dilansir dari greeners.co. Tujuan utama diciptakan bakteri tersebut adalah untuk mengolah sampah plastik sehingga dapat digunakan kembali.
Perusahaan teknologi konversi bernama Bioellection yang didirikan kedua ilmuwan muda ini melibatkan proses pemecahan kimia dari polimer plastik, seperti polistirena, menjadi senyawa organik yang diikuti oleh konversi biologis.
BioCollection sendiri mampu mengubah senyawa plastik menjadi bahan yang dapat didaur ulang untuk tekstil dengan menggunakan bakteri hasil rekayasa genetika.
Para ilmuwan senior yakin bakteri ciptaan Jeanny Yao dan Miranda Wang dapat membantu dunia untuk mengubah krisis plastik global menjadi peluang besar dengan mendaur ulang plastik.
“Teknologi kami adalah yang pertama di dunia yang mampu memecah plastik pada skala industri,” pungkas Wang.[]