JAKARTA – Mursid pemuda asal Baduy Luar ikut berpartisipasi dalam acara Pameran Perempuan Pelestari Budaya Berkebaya yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI).
Berangkat dari Baduy, Mursid membawa beberapa hasil kain tenun khas Baduy dengan pewarna alami. Hal ini, ia sampaikan saat diwawancarai di Gedung Perpustakaan Nasional, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (8/3/23).
“Saya dari Baduy bawa beberapa kerajinan tenun dan tas kerajinana tangan, lah. Seperti ini, ada tenun motif Suat Sumata, ada motif Adu Macung, dan ini pake pewarna alami,” ucap Mursid.
Selain itu, Mursid juga menjelaskan bahwa lama proses pembuatan dan harga jual tenun Baduy tergantung pada motif dan ukuran. Semakin rumit motifnya dan semakin lama proses pembuatannya maka semakin tinggi harga jualnya. Terlebih pewarna yang digunakan adalah pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan.
“Tergantung motif, bisa sampai 2 atau 3 minggu. Dilihat dari ukuran juga lebarnya berapa. Kalau kecil, 1 minggu aja selesai. Untuk harga juga ada yang Rp600 ribu sampai Rp1,2 juta. Ya tergantung motif lah kan pakai pewarna alami juga,” jelas Mursid.
Sebagai masyarakat Baduy, Mursid berharap dengan diadakan dan diikutsertakannya masyarakat Baduy dalam setiap kegiatan, mampu membawa dan mengenalkan budaya Baduy ke masyarakat yang lebih luas. (AL)