Penerapan digitalisasi rujukan dalam pogram Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) memberi kemudahan peserta dalam mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan rujukan.
Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Tangerang Elfanetti mengatakan,uji coba fase 1 digitalisasi rujukan atau rujukan online oleh BPJS Kesehatan telah dimulai dari15 Agustus lalu. Selanjutnya fase 2 sejak tanggal 1 hingga 15 September 2018.
Menurutnya, banyak hal positif yang diperoleh dari ujicoba selama fase 1, antara lain terkumpulnya data rumah sakit rujukan beserta dokter spesialis/subspesialis berikut jadwal prakteknya.
Lalu teredukasinya Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk disiplin menggunakan aplikasi P-Care.
“Selain itu teredukasinya Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) untuk senantiasa melengkapi dan meng-update data kompetensi dan sarana serta mulai dikenalnya konsep rujukan online bagi peserta,” katanya kepada awak media di Kota Tangerang, Kamis ,(6/9/2018).
Elfanetti menjelaskan, bahwa seluruh FKTP di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan yang berjumlah 186 FKTP sudah mengakses aplikasi P-Care secara realtime online dan siap memasuki fase 2.
Dari hasil ujicoba fase 1, BPJS Kesehatan juga menerima masukan-masukan konstrukstif dari FKTP, FKRTL maupun peserta terhadap beberapa kondisi kasuistik yang menjadi kendala di lapangan.
Misalnya, kata Elfanetti, masih ada data dokter spesialis/subspesialis yang kurang lengkap, mapping rumah sakit tujuan rujukan yang belum sesuai dan rujukan kasus-kasus khusus yang belum seluruhnya terakomodir dalam sistem.
Kini, memasuki ujicoba fase 2, telah dilakukan berbagai penyempurnaan antara lain pertama kemudahan FKRTL dalam melakukan edit data kompetensi dan sarana yang ada di aplikasi Health Facilities Information System (HFIS).
Lalu kedua dilakukan perbaikan data mapping FKRTL (Rumah Sakit dan Klinik Utama), yaitu fasilitas kesehatan rujukan mana saja yang bisa dirujuk dari Puskesmas, Dokter Praktik Perorangan dan Klinik Pratama berdasarkan jarak dan kompetensinya.
Dan ketiga adalah penambahan fitur untuk rujukan kasus-kasus tertentu yang membutuhkan perlakuan khusus seperti Kanker, Hemodialisa, Thallasemia, Hemofilia, Transplantasi Hati, Transpalantasi Ginjal, TB, Jiwa dan Kusta.
“Melalui penyempurnaan-penyempurnaan tersebut diharapkan dalam fase 2 ini pelaksanaan sistem rujukan online ini akan semakin baik dan dirasakan manfaatnya oleh peserta. Pada jangka panjang, digitalisasi rujukan ini akan mendekatkan peserta JKN-KIS dengan fasilitas kesehatan dan mengurangi antrean dalam pelayanan kesehatan,” ujarnya.
Seperti diketahui bahwa 15 Agustus lalu BPJS Kesehatan menerapkan uji coba digitalisasi rujukan yang terbagi menjadi 3 fase sampai dengan 30 September 2018. Selanjutnya per 1 Oktober 2018 seluruh faskes sudah dapat menerapkan rujukan online tanpa terkendala. [Setia]
Digitalisasi Rujukan Dekatkan Peserta JKN-KIS dengan Fasilitas Kesehatan
- Advertisement -