Sudah Enam Episode SultanTv, bersama mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta, yang mengambil Mata Kuliah Ilmu Politik memproduksi Program Talkshow. Sore ini salah satu narasumbernya adalah K.H Matin Syarkowi, Pengasuh Pondok Pesantren Al Fathoniyah, Kota Serang. Kiyai Matin, sapaan akrabnya adalah penasehat PMII dan Ansor Kota Serang yang juga aktif dalam isu keberagaman.
Saya mengenal saat lolos dari SMA, tahun 2004, saat beliau tergabung dalam Forum Sembilan, didalamnya ada Abuya Muhyi Mohas, Tokoh Muhammadiyah Banten yang saya kagumi (Sekarang jarang baca puisi nih). Ada juga Iin Mansyur, Mantan Ketua KNPI Banten juga bekas Kadispora Banten, (selanjutnya saya tak hapal lengkap).
Beberapa kali saya berkunjung ke kobong Kiyai Matin yang ada di Karundang, Arah Pandeglang. Dari sekian banyak itu, Kiyai yang juga aktivis yang masih terus eksis. Selain ngasuh santri, beliau masih mau ngasih aktivis dan mahasiswa. Nuhun Kiyai, sudah menengok ke sultancenter. Saya lupa tadi ajak Kiyai foto di depan Patung Sultan Agung Tirtayasa.
Nah, sementara yang ada disebelah kanannya pak Kiyai Matin adalah Pak Abdul Jalla. Sama dengan Kiyai Matin, Pak Abdul Jalla adalah Aktivis Kombatan. Beliau adalah orang dibalik perumusan pembentukan Provinsi Banten pada tahun 1998-1999. Saya mengenal beliau ketika itu karena perumusan itu dilakukan dirumah bibi saya di Cijawa, Kota Serang alias di rumah Afis Haerudin. Saya masih MTs Kelas 2 saat itu.
Kawan-kawan yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Banten pasti sosok pria kalem ini. Berbeda dengan Kiyai Matin, yang menekuni bidang kesantrian, Pak Abdul Jalla sangat inten pada pemberdayaan dan advokasi masyarakat. Bagi kawan-kawan penggiat PNPM pastilah tahu sosok yang satu ini. Meski sudah tak muda lagi, saya tahu Pak Jalla jarang alpa jika ada event-event besar HMI di Banten, karena beliau juga Sekjen KAHMI Banten. Saat ini, Pak Jalla menjada Staf Khusus Anggota DPR-RI di Gedung Nusantara, Lantai 10.
Pak Jalla dan Kiyati Matin adalah Aktivis Hebat yang saya Hormati!
Sementara saya sendiri, yang kenyes-kenyes tapi imut, hehhe, hanya bubuk rangginang yang dicari saat isi gelas dan hidangan habis, sementara diplomasi stuck alias terjadi kekakuan…hahhaha.
Maka itulah, sejak Oktober ini, saya ngikut belajar dengan Pak Jalla, Selantai di Gedung Nusantara I, hanya saya di Lantai 8. Ya, sambil mengisi kebuntuan, setelah hampir 9 tahun menjadi sutradara bayaran dan konsultan amatiran.[]
Afis Haerudin
Abah Hamid
Fatah Sulaiman
Ikhsan Ahmad