CILEGON – Persoalan stunting di Kota Cilegon sampai sekarang belum juga usai.
Diketahui, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi pada seribu hari pertama kehidupan anak. Kondisi tersebut berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cilegon, Maman Mauludin, menuturkan bahwa perhatian yang sungguh-sungguh harus diberikan pada periode kehamilan seribu hari pertama.
“Hal ini harus dilakukan, karena jika kurang gizi pada seribu hari pertama, tidak dapat diperbaiki di masa kehidupan selanjutnya,” tutur Maman pada kegiatan Pertemuan Konvergensi Rencana Aksi Cegah Stunting yang digelar di salah satu hotel di Kota Cilegon, Senin (21/3).
Selain itu, kata Maman, pertumbuhan otak akan terhambat. Sementara, perkembangan ruhani juga terganggu untuk mengikuti pelajaran.
“Tidak hanya itu, setelah dewasa juga akan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak,” ujar Maman.
Lebih lanjut, Maman mengatakan, oleh karena itu, penurunan stunting diperlukan pendekatan multisektor.
“Penurunan stunting penting dilakukan dengan pendekatan multisektor melalui sinkronisasi program-program nasional maupun lokal dari pemerintahan pusat dan daerah,” katanya.
Maman mengimbau, agar pemerintah pusat dan daerah ikut serta dalam mendukung dan berperan aktif dalam aksi cegah stunting.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon, Ratih Purnamasari mengatakan, pentingnya memberikan perhatian pada periode kehamilan seribu hari pertama untuk meminimalisir risiko kekurangan gizi.
“Dalam hal ini, pentingnya perhatian diberikan pada periode kehamilan seribu hari pertama kehidupan untuk meminimalisir risiko kekurangan gizi,” tuturnya.
Kata dia, kekurangan gizi disini dihitung dari seribu hari pertama kehidupan. Yaitu masa anak dalam kandungan sampai seorang anak berusia 2 tahun,” katanya. lagi.
Ratih menyatakan, bahwa kekurangan gizi sangat mempengaruhi beberapa hambatan perkembangan, pertumbuhan dan metabolisme hingga anak tumbuh dewasa.
“Selain itu, kekurangan gizi dapat mempengaruhi hambatan perkembangan kognitif, pertumbuhan dan hambatan metabolisme yang rentan hingga anak tumbuh dewasa, selain itu dampak negatifnya adalah kecerdasan produktivitas yang menjadi rendah, tubuh pendek, dan risiko terserang penyakit kronis,” tandasnya. (mam)