BANDUNG – Kota Bandung kembali menjadi sorotan publik. Pasalnya, Wali Kota Bandung Yana Mulyana dikabarkan terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (14/4/2023).
“Jumlah orang yang ditangkap sejauh ini 9 orang, termasuk Wali Kota dan beberapa pejabat lainnya di Dinas Perhubungan Kota Bandung,” ujar Juru Bicara KPK Ali Fikri, Sabtu (15/4).
Yana ditangkap atas dugaan melakukan tindak pidana suap pengadaan CCTV dan jasa penyedia jaringan internet di wilayah Kota Bandung. Padahal pada Desember 2022, Kota Bandung baru dianugerahi penghargaan Smart City 2021.
Selain dikenal sebagai salah satu Smart City di Indonesia, Kota Bandung juga disebut sebagai kota kreatif, kota fashion, hingga city of heritage. Sehingga, ibu kota Jawa Barat ini dijuluki sebagai Parijs van Java.
Julukan Parijs van Java telah disematkan pada Kota Bandung sejak tahun 1889 di masa kolonial Hindia Belanda. Dipopulerkan oleh orang-orang Belanda karena adanya perkembangan pesat mode Paris yang berbarengan dengan antusiasme kalangan berpunya di Bandung.
Terlebih pada era 1900-an, ada sebuah toko bernama Aug. Hegelsteens Kledingmagazijn di kawasan Jalan Braga. Tempat ini menjadi titik orang-orang Bandung yang ingin tampil “kekinian”.
Toko itu semakin terkenal saat berganti nama menjadi bernuansakan Prancis, yakni Au Bon Marche Modemagazijn. Toko ini didirikan oleh pebisnis A. Makkinga pada 1913.
“Pada masa kejayaanya, busana dengan trend mode terbaru dari pusat mode di Paris akan segera dipajang di toko ini,” ungkap Ridwan Hutagalung dalam Braga Jantung Parijs van Java.
Selain dari fesyennya, nuansa Paris juga tercermin dalam arsitektur di Bandung yang menerapkan art deco sebagai acuan pembangunan gedungnya. Di antaranya adalah Gedung Hotel Preanger serta hotel Savoy Homan.
Sejak itu, julukan Kota Bandung sebagai Parijs van Java dimulai di masa kolonial. Kemudian, julukan itu terus diwariskan turun-temurun hingga saat ini.
