Beberapa penyakit psikologis seringkali tidak disadari karena gejalanya tampak seperti bagian dari kepribadian atau kebiasaan sehari-hari. Berikut beberapa di antaranya:
1. Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline Personality Disorder – BPD)
- Gejala: Emosi yang sangat tidak stabil, ketakutan berlebihan akan penolakan atau ditinggalkan, dan perilaku impulsif. Orang dengan BPD sering merasa hampa dan memiliki hubungan yang tidak stabil dengan orang lain.
- Mengapa tidak disadari: Gejala BPD sering dianggap sebagai sifat pemarah atau emosional yang ekstrem. Orang dengan BPD seringkali tidak sadar bahwa pola hubungan dan emosinya tidak sehat.
2. Gangguan Stres Pasca Trauma Terselubung (C-PTSD)
- Gejala: Mirip dengan PTSD, tetapi lebih terfokus pada trauma jangka panjang, seperti kekerasan emosional atau fisik yang berkelanjutan. Gejala termasuk kecemasan kronis, rasa tidak aman, dan kesulitan mengendalikan emosi.
- Mengapa tidak disadari: Orang dengan C-PTSD sering menganggap gejalanya sebagai respons normal terhadap stres, terutama jika mereka telah hidup dengan trauma untuk waktu yang lama.
3. Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCPD)
- Gejala: Perfeksionisme ekstrem, kecenderungan untuk mengontrol segalanya, dan fokus berlebihan pada aturan, ketertiban, atau moralitas. Berbeda dengan OCD, penderita OCPD sering merasa bahwa kebiasaan ini adalah sifat positif.
- Mengapa tidak disadari: OCPD sering dilihat sebagai perfeksionisme atau ketertiban yang sehat, meskipun bisa sangat mengganggu kehidupan pribadi atau hubungan sosial.
4. Alexithymia
- Gejala: Kesulitan dalam mengenali dan mengekspresikan emosi, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Penderita mungkin tampak tidak responsif secara emosional.
- Mengapa tidak disadari: Penderita alexithymia sering tidak sadar bahwa mereka mengalami kesulitan dengan emosi, karena mereka tidak memahami bahwa mereka mengalami sesuatu yang berbeda.
5. Depresi Terselubung (Masked Depression)
- Gejala: Alih-alih tampak sedih atau putus asa, depresi terselubung bisa muncul sebagai mudah tersinggung, marah, lelah berlebihan, atau gangguan fisik yang tidak dapat dijelaskan seperti sakit kepala atau sakit punggung.
- Mengapa tidak disadari: Orang sering tidak mengaitkan gejala fisik atau perubahan suasana hati yang tidak ekstrem dengan depresi.
6. Gangguan Kecemasan Berbasis Perfeksionisme
- Gejala: Kecemasan yang intens tentang kinerja, kegagalan, atau penilaian dari orang lain. Penderita merasa tertekan untuk menjadi sempurna dalam segala hal, meskipun mungkin tidak jelas bagi mereka atau orang lain.
- Mengapa tidak disadari: Kecemasan ini sering disalahartikan sebagai ambisi tinggi atau keseriusan dalam bekerja, meskipun penderita merasa sangat terganggu secara emosional.
7. Gangguan Disosiatif Ringan
- Gejala: Perasaan terlepas dari diri sendiri atau dunia di sekitar, kehilangan waktu, atau kesulitan mengingat kejadian-kejadian tertentu.
- Mengapa tidak disadari: Penderita mungkin menganggap perasaan disosiatif ini sebagai kelalaian atau lupa yang biasa, padahal ini bisa menjadi tanda dari kondisi yang lebih serius.
8. Dysthymia (Gangguan Depresi Persisten)
- Gejala: Depresi ringan yang berlangsung selama bertahun-tahun tanpa adanya episode berat. Gejalanya termasuk suasana hati yang suram, energi rendah, dan kesulitan menikmati aktivitas.
- Mengapa tidak disadari: Orang yang mengalami dysthymia mungkin merasa bahwa inilah cara mereka “normal” dan tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya menderita depresi kronis.
Penting untuk memperhatikan perubahan kecil dalam perilaku atau perasaan yang dapat menjadi tanda dari masalah psikologis yang lebih dalam.
