SERANG, Sultantv.co – Dirkrimsus Polda Banten ungkap kasus LPG 3kg bersubsidi disulap menjadi LPG 12 Kg dan 50 Kg non subsidi. Para pelaku penyuntikan LPG tersebut mendapatkan keuntungan Rp 1 Miliar perhari.
Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat Pertamina Patra Niaga Eduward Adolof Kawi mengatakan dengan adanya kejadian tersebut pihaknya akan melakukan koordinasi dari SPBU kepada pangkalan dan pada agen LPG.
“Jajaran iswana migas yang mengkoordinasikan penyaluran dari spbi kepada pangkalan dan kepada para agen,” katanya kepada wartawan di Aula Polda Banten, Rabu (13/12).
Pihaknya juga akan melakukan kerjasama dengan Polda Banten dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten.
“Karena tadi satgas juga kondisi seperti ini kecenderungan nya akan semakin meningkat, dengan kerjasama dengan kapolda dan pj gub dan jajaran musfi daerah provinsi Banten kami harapkan sebagai kejadian yang terakhir kali,” katanya.
Lanjutnya, adanya penyuntikan LPG subsidi tersebut menghilangkan hak masyarakat miskin. LPG 3 Kg yang seharusnya menjadi milik rakyat miskin malah disuntik menjadi LGP non subsidi.
“Dengan penyalahgunaan masyarakat harusnya mendapat hak subsidi masyarakat miskin 3kg ternyata dioplos ke non subsidi tentunya akan semakin kurang,” ujarnya.
Kendati demikian pihaknya belum mendapatkan keluhan dari masyarakat terkait kelangkaan LPG yang diakibatkan adanya penyuntik LPG subsidi menjadi LPG non subsidi.
“Selama ini belum ada,” tuturnya.
Untuk mencegah hal itu terulang kembali, pihaknya melakukan program subsidi tepat masyarakat. Hal itu, sudah dilakukan pihaknya sejak maret 2023.
“Kami melakukan program subsidi tepat masyarakat yang mendapatkan tabung subsidi 3 kg ini benar-benar sangat selektif sekali kami ada data-datanya,” tuturnya.
“Di maret 2023 ini ditempat karena cukup banyak bertahap pelaksanaan nya,” sambungnya.
Mekanismenya, masyarakat yang akan membeli LPG 3 kg akan menunjukkan KTP.
“Menunjukkan KTP saat membeli tabung 3kg yang bersubsidi,” ujarnya.
Ia berharap kejadian yang merugikan negara tersebut tidak terulang kembali.
“Mungkin Dengan Kondisi subsidi tepat diharapkan tidak terjadi lagi terhadap kecolongan lagi,” ujarnya. (Fik)